Telah menjadi keyakinan umum bahwa alkohol bisa memicu penambahan berat badan. Kalori yang terkandung dalam minuman beralkohol relatif tinggi sehingga konsumsi berlebihan dapat memicu kenaikan berat badan. Namun, ternyata tidak semua orang sependapat dengan argumen ini.
Orang yang minum alkohol dalam jumlah moderat mengklaim bahwa berat badan mereka tidak bertambah, malah sebaliknya, alkohol meningkatkan metabolisme dan dengan demikian berperan dalam menurunkan berat badan. Namun, tentu saja banyak yang meragukan klaim ini. Jumlah kalori yang terkandung dalam alkohol menjadi bukti bahwa peningkatan berat badan menjadi konsekuensi dari konsumsi alkohol.
Alkohol dan Peningkatan Berat Badan, Pendapat bahwa alkoholisme memiliki efek pada pertambahan berat badan didukung oleh setidaknya tiga argumen :
- Pertama adalah kandungan kalori. Kenaikan berat badan akibat alkohol diakibatkan semata-mata dari tingginya jumlah kalori yang terkandung di dalamnya. Tidak peduli apa yang dikatakan orang, kandungan kalori yang tinggi pada alkohol akan memicu kenaikan berat badan.
- Setelah mengkonsumsi alkohol, seseorang umumnya akan merasa lapar. Hal ini akan memicu konsumsi makanan berlebih yang pada akhirnya mengakibatkan kenaikan berat badan.
- Terakhir, alkohol membuat seseorang merasa malas melakukan aktivitas pada keesokan harinya. Sangat sedikit orang yang baru saja berpesta alkohol di malam hari masih memiliki energi di keesokan harinya. Malas beraktivitas setelah minum alkohol akan berkontribusi pada kenaikan berat badan. Perlu diketahui bahwa hanya sekitar 5% kalori dari alkohol yang disimpan dalam tubuh sebagai lemak. Sisa alkohol oleh tubuh lantas diubah menjadi asetat. Kadar asetat dalam tubuh yang tinggi akan menggantikan lemak sebagai bahan bakar. Akhirnya, lemak yang seharusnya dibakar justru tetap tersimpan dalam tubuh. Dari fakta-fakta tersebut terlihat bahwa alkohol dan peningkatan berat badan ternyata berjalan seiring.
No comments:
Post a Comment